Blog

Pulau Kalimantan, yang kerap dijuluki “Jantung Borneo”
Mengenal Masyarakat Adat dan Kerajaan yang Berkuasa
Kalimantan adalah mozaik dari berbagai suku bangsa, dengan Suku Dayak sebagai penduduk asli yang paling dikenal. Namun, kebudayaan Kalimantan jauh lebih kaya dari itu. Kita juga akan menemukan masyarakat Suku Banjar di Kalimantan Selatan yang kental dengan nuansa Islami, Suku Kutai di Kalimantan Timur yang dulunya memimpin kerajaan Hindu tertua di Indonesia, serta masyarakat Suku Melayu yang tersebar di wilayah pesisir.
Sebelum kedatangan agama-agama besar, masyarakat Dayak memiliki kepercayaan animisme yang kuat. Mereka memuja roh-roh leluhur dan meyakini bahwa setiap benda, baik pohon, batu, atau sungai, memiliki kekuatan spiritual. Inilah yang menjadi dasar dari berbagai ritual dan upacara adat yang masih dipraktikkan hingga kini.
Masyarakat adat di Kalimantan sangat beragam, dengan Suku Dayak menjadi kelompok etnis asli yang paling dominan dan tersebar luas. Suku Dayak sendiri terdiri dari ratusan sub-suku, seperti Dayak Kenyah, Dayak Iban, Dayak Ma’anyan, dan Dayak Ngaju, yang masing-masing memiliki bahasa, adat istiadat, dan kepercayaan unik. Meskipun banyak yang sudah memeluk agama-agama modern, banyak di antara mereka yang masih memegang teguh tradisi leluhur dan kepercayaan animisme, yang dikenal sebagai Kaharingan. Kepercayaan ini mengajarkan bahwa alam semesta dipenuhi roh-roh, baik yang baik maupun yang jahat, dan manusia harus menjaga harmoni dengan lingkungan sekitarnya.
Selain Suku Dayak, terdapat juga masyarakat Suku Banjar di Kalimantan Selatan yang memiliki kebudayaan yang kental dengan nuansa Islam. Mereka dikenal sebagai pedagang ulung dan memiliki bahasa serta seni yang khas, seperti Tari Baksa Kembang dan Mamanda. Di wilayah pesisir, terdapat pula Suku Melayu yang budayanya dipengaruhi oleh Kesultanan Melayu yang pernah berkuasa.
Kerajaan yang Berkuasa di Kalimantan
Sejarah Kalimantan juga diwarnai oleh kehadiran kerajaan-kerajaan yang berperan penting dalam membentuk peradaban dan budaya di pulau ini. Salah satu yang paling terkenal adalah Kerajaan Kutai Martadipura di Kalimantan Timur, yang merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Keberadaannya dibuktikan melalui penemuan tujuh prasasti yupa yang berasal dari abad ke-4 Masehi.
Selain itu, ada juga Kesultanan Banjar di Kalimantan Selatan yang merupakan kesultanan Islam yang memiliki pengaruh besar dalam perdagangan dan penyebaran agama di wilayah tersebut. Kesultanan ini memiliki sejarah panjang dalam melawan penjajahan Belanda.
Di Kalimantan Barat, terdapat Kesultanan Pontianak dan Kesultanan Sambas yang menjadi pusat kekuasaan Melayu. Kerajaan-kerajaan ini tidak hanya menjadi pusat pemerintahan, tetapi juga menjadi simpul penting dalam jaringan perdagangan rempah-rempah dan komoditas lainnya di Asia Tenggara.
Seni dan Tradisi yang Memukau
Kekayaan budaya Kalimantan tercermin jelas dalam seni dan tradisinya yang memukau. Salah satu yang paling ikonik adalah seni tato tradisional Dayak, yang dikenal sebagai “Betato”. Tato bukan sekadar hiasan tubuh, melainkan penanda status sosial, keberanian, dan perjalanan hidup seseorang. Motif-motifnya pun sarat makna, seperti motif tumbuhan, hewan, dan lambang spiritual yang dipercaya melindungi pemiliknya.
Seni tato tradisional Dayak, atau “Betato”, adalah warisan budaya yang penuh makna. Tato bukan sekadar hiasan, melainkan penanda identitas, status sosial, dan pencapaian spiritual. Motif-motifnya seperti bunga terong untuk menandai kedewasaan pria, dan tedak kassa di kaki wanita, menceritakan perjalanan hidup seseorang.
Selain tato, Kalimantan juga memiliki seni pahat dan ukir yang menakjubkan. Patung-patung Totem (atau “Patu”), topeng-topeng ritual, dan berbagai perabot rumah tangga yang diukir dengan motif khas Dayak menunjukkan keterampilan artistik yang luar biasa. Motif-motif ini seringkali berupa naga, burung enggang (Burung Rangkong), dan figur-figur manusia yang memiliki nilai sakral.
Kalimantan memiliki kekayaan seni dan tradisi yang memukau, sebagian besar berakar pada kebudayaan suku Dayak. Seni-seni ini bukan hanya hiburan, melainkan bagian integral dari kehidupan spiritual dan sosial mereka.
Seni Tato dan Ukiran
Seni tato tradisional Dayak, atau “Betato”, adalah warisan budaya yang penuh makna. Tato bukan sekadar hiasan, melainkan penanda identitas, status sosial, dan pencapaian spiritual. Motif-motifnya seperti bunga terong untuk menandai kedewasaan pria, dan tedak kassa di kaki wanita, menceritakan perjalanan hidup seseorang.
Selain tato, seni ukir juga sangat menonjol. Ukiran Dayak sering ditemukan pada perisai, patung, dan rumah adat. Motif yang umum digunakan adalah figur alam seperti naga dan burung enggang, yang masing-masing melambangkan alam bawah dan alam atas. Patung-patung keramat seperti Sapundu digunakan dalam upacara adat Tiwah.
Tarian dan Musik Tradisional
Tarian tradisional di Kalimantan sangat beragam dan memiliki makna ritual yang mendalam. Salah satu tarian yang paling terkenal adalah Tari Hudoq, yang dilakukan saat upacara panen untuk memohon kesuburan dan hasil melimpah. Ada juga Tari Mandau, yang menggambarkan semangat juang prajurit Dayak, dan Tari Gong atau Kancet Ledo, tarian yang anggun dan lembut.
Tarian-tarian ini diiringi oleh alat musik tradisional yang unik, seperti Sape’, alat musik petik yang mirip dengan gitar dan menghasilkan melodi lembut. Alat musik lain yang tak kalah penting adalah Gong, gendang, dan Garantung, yang sering digunakan dalam upacara adat dan ritual.
Pakaian Adat dan Senjata Tradisional
Pakaian Adat
Pakaian adat Kalimantan sangat bervariasi di setiap provinsi, namun yang paling dikenal adalah pakaian adat Suku Dayak.
- King Baba dan King Bibinge adalah nama pakaian adat Suku Dayak di Kalimantan Barat. King Baba untuk pria dan King Bibinge untuk wanita. Pakaian ini dibuat dari kulit kayu kapuo atau ampuro yang dipukul hingga lentur, kemudian dihiasi dengan lukisan motif etnik Dayak dan bulu burung Enggang.
- Ta’a dan Sapei Sapaq adalah pakaian adat Dayak Kenyah dari Kalimantan Timur. Ta’a adalah pakaian wanita yang terdiri dari blus dan rok panjang berhiaskan manik-manik, sementara Sapei Sapaq untuk pria. Pakaian ini melambangkan kewibawaan dan kepercayaan diri.
- Baju Sangkarut adalah pakaian adat Dayak Ngaju dari Kalimantan Tengah, terbuat dari serat kulit nyamu dengan hiasan manik-manik dan bulu burung.
Aksesori pelengkapnya sering kali berupa manik-manik, kalung, gelang, dan penutup kepala yang dihiasi bulu burung, terutama bulu burung Enggang yang disakralkan.
Pakaian adat Kalimantan juga sangat khas dan bervariasi antar suku. Pakaian adat Dayak biasanya terbuat dari kulit kayu yang dihiasi manik-manik, bulu burung enggang, dan motif-motif ukiran. Para pria seringkali mengenakan penutup kepala yang dihiasi bulu-bulu, sementara wanita mengenakan manik-manik yang melingkari kepala dan tubuh.
Senjata Tradisional
Senjata tradisional Kalimantan bukan hanya alat pertahanan, tetapi juga benda pusaka dan simbol budaya.
- Mandau adalah senjata tajam khas Suku Dayak yang paling ikonik. Mandau bukan sekadar parang, melainkan simbol keberanian, kehormatan, dan kebanggaan. Bilah Mandaunya sering diukir dengan motif-motif khas, dan gagangnya dibuat dari tanduk rusa atau tulang yang diukir. Mandau juga memiliki dua jenis: Mandau Adat yang sakral dan digunakan dalam upacara, serta Mandau Ladang yang lebih fungsional untuk pekerjaan sehari-hari.
- Sumpit atau Sipet adalah senjata tradisional berbentuk pipa panjang yang digunakan dengan cara ditiup. Sumpit sangat efektif untuk berburu karena dapat menembak target dari jarak jauh tanpa menimbulkan suara. Anak panah sumpit atau damek biasanya diolesi getah pohon ipuh yang beracun untuk melumpuhkan buruan.
- Talawang adalah perisai atau tameng tradisional yang digunakan bersama Mandau. Talawang terbuat dari kayu yang ringan namun kuat, dan sering dihiasi dengan ukiran motif wajah atau simbol-simbol pelindung.
Untuk senjata tradisional, Mandau adalah yang paling terkenal. Mandau bukan hanya senjata tajam, melainkan juga simbol kehormatan dan keberanian bagi suku Dayak. Sarung mandau sering dihiasi dengan ukiran dan rambut-rambut manusia, menjadikannya benda pusaka yang sangat berharga. Selain itu, ada juga Sumpit yang digunakan untuk berburu, menunjukkan kecerdikan dan keahlian masyarakat dalam memanfaatkan alam.
Warisan Kuliner yang Menggugah Selera
Petualangan budaya di Kalimantan tak lengkap tanpa mencicipi kulinernya. Makanan tradisional Kalimantan kaya akan rempah dan bumbu khas hutan. Cobalah Juhu Singkah, sayur rotan muda khas Dayak yang dimasak dengan bumbu rempah sederhana, atau Rabuk Ikan, abon ikan khas Kalimantan Barat. Jangan lupakan juga Soto Banjar, hidangan sup berkuah santan yang aromatik dan menjadi kebanggaan masyarakat Banjar.
Makanan Utama dan Olahan Ikan
Kalimantan adalah surga bagi pencinta olahan ikan sungai dan laut. Salah satu yang paling terkenal adalah Soto Banjar dari Kalimantan Selatan. Soto ini berbeda dari soto lainnya karena menggunakan rempah-rempah seperti cengkeh, kayu manis, dan kapulaga, serta disajikan dengan perkedel kentang dan ketupat.
Di Kalimantan Barat, ada Bubur Pedas, meskipun namanya pedas, rasanya tidak terlalu menyengat. Bubur ini terbuat dari beras yang disangrai dan ditumbuk, lalu dimasak dengan sayuran, umbi-umbian, dan daun rempah-rempah.
Selain itu, ada Juhu Singkah, hidangan khas Suku Dayak yang terbuat dari rotan muda yang dimasak dengan bumbu rempah sederhana. Rasanya unik, perpaduan antara pahit dan gurih.
Camilan dan Kue Tradisional
Camilan khas Kalimantan juga tak kalah menggugah selera. Di Kalimantan Timur, ada Amplang, kerupuk yang terbuat dari ikan pipih. Rasanya gurih dan renyah, cocok sebagai teman minum teh atau camilan santai.
Di Kalimantan Selatan, Anda bisa menemukan Wadai Kararaban, kue tradisional yang terbuat dari tepung beras dan santan. Kue ini memiliki tekstur lembut dengan rasa manis dan gurih. Selain itu, ada Bingka Kentang, kue berbahan dasar kentang yang memiliki tekstur padat dan rasa manis yang khas.
Minuman Khas
Untuk minuman, Kalimantan juga memiliki beberapa pilihan yang unik. Di Kalimantan Tengah, Anda bisa mencoba Lemang, bukan hanya makanan tetapi juga cara pengolahan. Lemang adalah beras ketan yang dimasak di dalam bambu, biasanya disajikan dengan lauk pauk. Sedangkan di Kalimantan Barat, ada Es Serut Gula Merah, minuman segar yang cocok dinikmati saat cuaca panas.
Pulau Kalimantan adalah permadani budaya yang terhampar luas, menanti untuk diselami lebih dalam. Dari tato sakral hingga tarian magis, setiap jengkal budayanya adalah cerita tentang kearifan lokal, penghormatan terhadap alam, dan semangat komunitas yang tak pernah padam. Mengunjungi Kalimantan berarti menyaksikan sendiri bagaimana tradisi-tradisi kuno berdenyut harmonis di tengah modernisasi, menjadikannya destinasi yang tak terlupakan bagi setiap penjelajah sejati.