Pulau Kalimantan adalah rumah bagi ratusan sub-suku bangsa yang memiliki kekayaan budaya, bahasa, dan tradisi yang sangat beragam. Secara garis besar, suku-suku di Kalimantan dapat dikelompokkan ke dalam beberapa rumpun besar, terutama Suku Dayak, Suku Melayu, dan Suku Banjar.
Rekomendasi situs tempat bermain slot terpercaya.
1. Suku Dayak: Penduduk Asli Pedalaman
Suku Dayak adalah sebutan kolektif untuk lebih dari 200 sub-suku bangsa yang merupakan penduduk asli dan mayoritas mendiami wilayah pedalaman Kalimantan. Meskipun memiliki perbedaan dalam bahasa dan adat, mereka berbagi beberapa kesamaan budaya, seperti kehidupan komunal di rumah panjang dan kepercayaan yang kuat terhadap roh alam.
Rumpun Suku Dayak dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok besar, antara lain:
- Rumpun Punan: Dianggap sebagai salah satu kelompok Dayak paling tua di Kalimantan. Secara tradisional, mereka hidup nomaden atau semi-nomaden di hutan belantara, bergantung pada berburu dan meramu. Contohnya adalah Suku Punan Bah, Punan Tubu, dan Punan Aput.
- Rumpun Klemantan (Dayak Darat): Mendiami wilayah Kalimantan Barat dan Sarawak. Mereka dikenal sebagai petani padi ulung. Contoh sub-sukunya adalah Suku Bidayuh.
- Rumpun Iban (Dayak Laut): Merupakan salah satu rumpun Dayak terbesar, tersebar di Kalimantan Barat, Sarawak, dan Brunei. Mereka terkenal dengan tradisi ngayau (perburuan kepala) di masa lampau, hukum adat yang kuat, dan keahlian menenun kain pua kumbu. Rumah panjang mereka yang disebut Rumah Betang bisa menampung puluhan keluarga.
- Rumpun Apokayan (Kenyah-Kayan-Bahau): Mendiami wilayah perbatasan Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Sarawak. Rumpun ini terkenal dengan seni ukir yang sangat halus, tato (baik untuk pria maupun wanita) yang rumit sebagai penanda status sosial, serta telinga panjang (telingaan aruu) sebagai simbol kecantikan dan kesabaran. Rumah adat mereka yang megah disebut Lamin. Contoh sub-sukunya adalah Suku Kenyah, Suku Kayan, dan Suku Bahau.
- Rumpun Murut: Sebagian besar mendiami wilayah Sabah (Malaysia) dan Kalimantan Utara (Indonesia). Mereka dikenal sebagai pemburu handal dan memiliki tradisi minum arak beras (tapai) dalam upacara adat.
- Rumpun Ot Danum-Ngaju: Merupakan kelompok dominan di Kalimantan Tengah. Suku Ngaju adalah sub-suku terbesar di rumpun ini. Mereka memiliki sistem kepercayaan asli yang kompleks bernama Kaharingan, yang kini diakui sebagai bagian dari agama Hindu di Indonesia. Upacara kematian mereka yang disebut Tiwah adalah ritual yang sangat penting dan megah.
Rekomendasi situs tempat bermain slot terpercaya.
2. Suku Melayu: Penguasa Wilayah Pesisir
Suku Melayu mayoritas mendiami wilayah pesisir dan tepian sungai besar di seluruh Kalimantan. Berbeda dengan Suku Dayak, Suku Melayu secara historis banyak dipengaruhi oleh budaya luar seperti Islam, yang menjadi agama mayoritas bagi mereka.
Ciri Khas Suku Melayu:
- Mata Pencaharian: Mayoritas berprofesi sebagai pedagang, nelayan, dan pegawai pemerintahan.
- Sejarah Kerajaan: Suku Melayu adalah pendiri kerajaan-kerajaan (kesultanan) Islam yang pernah berjaya di Kalimantan, seperti Kesultanan Pontianak, Kesultanan Sambas, Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura (setelah masuk Islam), dan Kesultanan Paser.
- Bahasa: Menggunakan berbagai dialek Bahasa Melayu.
- Budaya: Budaya Melayu sangat identik dengan ajaran Islam, terlihat dari seni musik (seperti Zapin dan Hadrah), sastra (syair dan hikayat), serta arsitektur rumah panggung mereka.
3. Suku Banjar: Perpaduan Budaya di Selatan
Suku Banjar adalah suku bangsa mayoritas di Kalimantan Selatan, namun juga tersebar hingga ke Kalimantan Tengah dan Timur, bahkan ke wilayah lain di Indonesia. Suku Banjar terbentuk dari hasil perpaduan masyarakat Dayak (Ma’anyan, Lawangan, Ngaju) dengan pendatang dari Melayu, Jawa, dan Bugis selama berabad-abad di sekitar Sungai Barito.
Ciri Khas Suku Banjar:
- Bahasa: Memiliki bahasa sendiri, yaitu Bahasa Banjar, yang memiliki dua dialek utama: Banjar Hulu dan Banjar Kuala.
- Mata Pencaharian: Terkenal sebagai pedagang yang ulet dan petani di lahan basah (sawah). Mereka mengembangkan sistem irigasi pasang surut yang unik.
- Agama dan Budaya: Sangat dipengaruhi oleh Islam. Pusat kebudayaan mereka adalah kota Banjarmasin, yang dijuluki “Kota Seribu Sungai”. Mereka memiliki seni teater tradisional bernama Mamanda dan rumah adat yang khas seperti Rumah Bubungan Tinggi.
- Sejarah: Suku ini merupakan pewaris dari Kesultanan Banjar yang pernah menjadi kerajaan besar dan berpengaruh di Kalimantan.
4. Suku Lainnya yang Signifikan
Selain tiga kelompok besar di atas, terdapat suku-suku lain yang memiliki identitas dan sejarahnya sendiri:
- Suku Kutai: Dianggap sebagai penduduk asli di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Mereka adalah pewaris dari Kerajaan Kutai Martadipura, kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Meskipun banyak yang telah berakulturasi dengan Suku Banjar dan Bugis, mereka masih mempertahankan beberapa tradisi, seperti upacara adat Erau.
- Suku Paser: Mendiami wilayah selatan Kalimantan Timur, terutama di Kabupaten Paser. Mereka memiliki bahasa dan budaya sendiri yang berbeda dari suku-suku di sekitarnya.
- Suku Tidung: Mendiami wilayah utara Kalimantan Utara (Indonesia) dan Sabah (Malaysia). Mereka dikenal sebagai masyarakat pelaut dan nelayan.
Secara keseluruhan, Pulau Kalimantan adalah mozaik etnis yang luar biasa. Setiap suku memiliki kontribusi unik terhadap kekayaan budaya pulau ini, mulai dari sistem kepercayaan, seni rupa, arsitektur, hingga kearifan lokal dalam menjaga keseimbangan alam.
Rekomendasi situs tempat bermain slot terpercaya.

Leave a Reply